BAB 3 INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
I. INDIVIDU
Individu berarti sendiri-sendiri atau perseorangan. Kata individu itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “individiuum” artinya “yang tidak terbagi”. Jadi individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Menurut pendapat Dr. A. Lysen, individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Prose individualisasi atau aktualisasi diri yaitu proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas seseorang sampai pada dirinya sendiri. Individu dibebani oleh berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, maka akan muncul struktur atau aturan-aturan yang akan menentukan kemantapan dalam masyarakat. Sehingga memungkinkan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat karena pola tingkah laku dari masing-masing individu bertentangan dengan peranan atau aturan-aturan yang dituntut oleh masyarakat disekitar. Akan tetapi, pengaruh individu terhadap masyarakat itu sendiri relatif karena setiap manusia mempunyai sifat dan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Makna individu yaitu manusia merupakan makhluk individu yang berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan raganya.
Menurut para ahli psikologi modern, manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan. Maksudnya, kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya, bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja.
Misalnya, apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh keinginan dan perhatian yang kita curahkan ke objek yang kita amati. Dalam pengamatan suatu objek tersebut, bukan hanya indera mata saja yang terlibat tetapi keseluruhan jiwa raga kita juga terlibat dalam prose pengamatan itu.
Berbagai kenyataan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, berkembang sejalan dengan ciri khasnya, walaupun dalam berada dalam kehidupan lingkungan yang sama.
Untuk menjadi individu yang mandiri harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama dan selanjutnya di lingkungan sekitar.
II. KELUARGA
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Durkheim, keluarga adalah lembaga social sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan dan menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh suatu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Intinya, keluarga adalah satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam masyarakat. Keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan saja, akan tetapi banyak hal mengenai kepribadian yang dapat di runut dari keluarga. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal seperti ini yang dapat menimbulkan masalah sosial.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Macam-macam fungsi keluarga:
a) Fungsi Biologis
b) Fungsi Pemeliharaan
c) Fungsi Ekonomi
d) Fungsi Keagamaan
e) Fungsi Sosial
III. MASYARAKAT
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat adalah sebagai wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok
Menurut Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
Dan menurut pendapat Hasan Sadily, masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Intinya, masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lamadalam suatu daerah tertentu
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
sumber: buku mkdu ilmu sosial dasar gunadarma
STUDI KASUS
KONFLIK DALAM INDIVIDU
Masalah narkoba merupakan masalah nasional dan internasional. Perkembangannya dari hari ke hari sulit untuk diberantas. Menurut hasil penelitian Dadang Hawari, Irawati Hawari dan Asmarohadi tahun 1998 terhadap 100 penderita atau pasien, hasilnya setiap penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) yang diperiksa, ada 9 hingga 10 penderita lainnya (9,72%). Kematian pada penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) mencapai 17,16%. Dengan demikian, jika ditemukan satu orang korban narkotika, maka jumlah korban narkotika yang ada di sekitarnya diperkirakan adalah 9 atau 10 kalinya. Angka ini pun didukung oleh ketentuan WHO. Risiko kematian, baik akibat over dosis (OD) atau lainnya juga relatif tinggi mencapai 17,16%.
MASALAH ANTAR KELOMPOK
Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah liga super indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan luka-luka hingga berujung pada kematian. Tawuran ini sangat mudah dipicu dengan saling olok-mengolok antar suporter, tensi pertandingan, kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak terima, ataupun kesal terhadap suporter lawan. Lokasi tawuran sendiri sering juga terjadi dikota-kota besar di indonesia, khususnya daerah barat indonesia. Hal ini senada dengan seringnya pertandingan-pertandingan klub elit di indonesia. Klub elit inilah yang memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara tetapi juga mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran. Fanatisme dalam persepakbolaan di indonesia memang sangat berlebihan dan bersifat lokal bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukung tim satu dengan tim yang lain. Berbeda dengan liga eropa seperti halnya inggris. Fanatisme lebih bersifat universal akibat meratanya pemain tim nasional inggris diberbagai klub liga inggris, dan juga di dukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim nasional indonesia memiliki reputasi yang baik di kancah internasional maka fanatisme lokal akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga sehingga pemain Medan dianggap juga milik orang Surabaya, pemain Surabaya jadi milik orang Makassar, dan seterusnya.Kefanatikan lokal dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid kerena mereka mempunyai keterikatan bersama sehingga sikap imitasi dari sebagian besar anggota suporter yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius.
OPINI
bagi individu Narkoba merupakan permasalahan yang patut untuk dibahas secara mendalam.Sebab, narkoba saat ini pemakaian telah mencapai angka yang memprihatinkan.Narkoba juga tidak mengenal batasan umur,ataupun status sosial,tua,muda,remaja,kaya,miskin, semuanya dapat terpengaruh oleh narkoba.Diharapkan seluruh lapisan bersatu untuk memberantas narkoba.Dimulai dari diri sendiri,individu, serta masyarakat harus saling bahu-membahu untuk memberantas narkoba.Karena apabila kita telah ketergantungan oleh narkoba, maka akan sulit untuk menghilangkannya.Kematian merupakan taruhan apabila kita telah menjadi pengguna narkoba.
bagi kelompok Sikap seperti inilah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para supporter Indonesia.Terlalu arogan,tidak memiliki sportivitas,serta tidak memiliki rasa memiliki antar setiap tim.Jika seperti ini terus, kapan persepakbolaan Indonesia bisa maju ?.Seharusnya kita berkaca pada tim-tim diluar sana, yang menjunjung tinggi sportivitas,dan memiliki rasa kebersamaan,sehingga untuk terjadi konflik akan sangat minim sekali.Sebenarnya tidak sulit untuk melakukan semua hal itu, tapi sekali lagi, perlunya dukungan dari berbagai pihak sangat mendukung agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, tidak hanya dalam hal sepakbola, tapi dalam segala hal aspek kemasyarakatan.
NARASUMBER : http://www.psikologizone.com/konformitas-dalam-perilaku-tawuran-supporter-sepak-bola