Senin, 10 Juni 2013

Penulisan 2 Bahasa Indonesia 2



Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. 
seperti:
  • premis mayor: Semua siswa SMA Bani Saleh lulus Ujian Nasional
  • premis minor: Rani adalah siswa SMA Bani Saleh
  • kesimpulan : Rani lulus Ujian Nasional   

Berikut ini beberapa contoh dari silogisme kategorial:

A. Semua Mahasiswa adalah lulusan SMA
Nanni adalah mahasiswa
Jadi, Nanni lulusan SLTA.

B. Tidak ada Manusia yang tidak luput dari dosa
Polisi adalah Manusia
Jadi, Polisi tidak luput dari dosa.

C. Semua murid SD mempunyai buku
Eno bukan murid SD
Jadi, Eno tidak mempunyai buku.

D. Semua Ikan berenang
Kodok bukan ikan
Jadi kodok tidak berenang.

E. Semua Mahasiswi Gunadarma masuk kuliah
Ratna adalah Mahasiswi Guna
Jadi Ratna harus masuk kerja.

F. Semua ibu sayang kepada anaknya
Siti adalah seorang ibu
Jadi, Siti sayang kepada anaknya.

G. Semua Vegetarian hanya makan sayur
Lestari hanya makan sayur
Jadi Lestari adalah Vegetarian

Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebur premis mayor dan peremis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah manusia.
Jadi, semua polisi bijaksana.
Untuk menghasilakan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah pada silogisme di atas ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua kera bukan manusia.
Jadi, (tidak ada simpulan)
Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.
1. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan term penengah
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu mayor, premis minor, dan simpulan.
3. Dua premis yang negative tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh:
Semua semut bukan ulat.
Tidak seekor ulau pun adalah manusia.

1. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.

Contoh:
Tidak seekor gajah pun adalah singa.
Semua gajah berbelai
Jadi, tidak seekor singa pun berbelai.
1. Dari premis yang positif, akan dihasilakn simpulan yang positif.
Contoh: Silakan anda buat pernalaran itu.
1. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Sebagian orang jujur adalah petani.
Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)
1. Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Sebagian pemuda adalah mahasiswa.
Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SLTA.
1. Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu
simpulan.
Contoh:
Beberapa manusia adalah bijaksana.
Tidak seekor binatang pun adalah manusia.
Jadi, tidak ada simpulan.

Tugas Penalaran Induktif Bahasa Indonesia 2



                                                Pengertian Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.


 Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu : 

1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.


Contoh :
Bila seorang berkata bahwa mobil adalah semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe kendaraan dengan ciri – ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dan bermacam – macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih tinggi ( = generalisasi lagi ) mengenai kendaraan pengangkut.

Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.


Generalisasi dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
  • Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.

Contoh :
Hampir seluruh orang di Indonesia menderita sakit magh.

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
  • . Generalisasi Dengan Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna)
    Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.
2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya dan
cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama..

Tujuan Analogi
    - Meramalkan kesamaan
    - Menyingkap kekeliruan
    - Menyusun sebuah klasifikasi

Contoh :
    Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
Contoh :
Danih adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.


3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.

Contoh :
    Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai

Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
   a. Sebab ke akibat
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat ke sebab
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
    Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.

Contoh :
Pada sabtu sore terjadi badai salju, akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.



Sumber :

Senin, 22 April 2013

Tugas Penalaran Deduktif Bahasa Indonesia 2


                                                      Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).

A. Faktor - faktor penalaran deduktif :

1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

B. Variabel pada penalaran deduktif

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 

            
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konkusi/simpulan yang didapat dari satu atau lebih dperyataan yang lebih umum.simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari preporsisi tempat menarik simpulan itu (premis)
Menarik simpulan secara langsung
            Simpulan/konklusi , secara langsung ditarik dari suatu premis, sebaliknya konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung

Menarik simpulan secara tidak langsung
            Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data . premis yang pertama adalah prmis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidakm langsung sebagai berikut:
  1. Silogisme kategorialadalah silogisme yang terdiri dari tiga preporsisi , merupakan premis  dari satu preporsisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum  disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus adalah premis minor  Aliran umum silogisme kategorial adalah
  2. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor,minor, dan term menegah
  3. Silogisme terdiri atas tiga preposisi yaitu premis mayor,minor, dan simpulan
  4. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simplan
  5. Bila salah satu premisnya negatif maka simpulanya positif
  6. Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan negatif
                                                  
                                                         Kumpulan Contoh Deduktif:

Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)

Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor)
Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan)
kambing adalah hewan (premis mayor)
 


Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi semua polisi bijaksana
 

HIV masih menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak baik,pergaulan dll. Setiap manusia beresiko untuk terkena penyakit HIV, karena di dalam setiap tubuh manusia terdapat sel pasif yang sewaktu-waktu bisa menjadi aktif akibat dari penurunan antibodi yang disebakan gaya hidup yang tidak baik,dan pergaulan bebas.


Setiap hari selalu terjadi kemacetan di surabaya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

Tugas Penalaran Deduktif Bahasa Indonesia 2


                                                      Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.


Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).

A. Faktor - faktor penalaran deduktif :

1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

B. Variabel pada penalaran deduktif

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 

           
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konkusi/simpulan yang didapat dari satu atau lebih dperyataan yang lebih umum.simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari preporsisi tempat menarik simpulan itu (premis)
Menarik simpulan secara langsung
            Simpulan/konklusi , secara langsung ditarik dari suatu premis, sebaliknya konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung

Menarik simpulan secara tidak langsung
            Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data . premis yang pertama adalah prmis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidakm langsung sebagai berikut:
  1. Silogisme kategorialadalah silogisme yang terdiri dari tiga preporsisi , merupakan premis  dari satu preporsisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum  disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus adalah premis minor 
    Aliran umum silogisme kategorial adalah
  2. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor,minor, dan term menegah
  3. Silogisme terdiri atas tiga preposisi yaitu premis mayor,minor, dan simpulan
  4. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simplan
  5. Bila salah satu premisnya negatif maka simpulanya positif
  6. Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan negatif
                                                 
                                                         Kumpulan Contoh Deduktif:

Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)

Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor)
Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan)
kambing adalah hewan (premis mayor)
 


Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi semua polisi bijaksana
 

HIV masih menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak baik,pergaulan dll. Setiap manusia beresiko untuk terkena penyakit HIV, karena di dalam setiap tubuh manusia terdapat sel pasif yang sewaktu-waktu bisa menjadi aktif akibat dari penurunan antibodi yang disebakan gaya hidup yang tidak baik,dan pergaulan bebas.


Setiap hari selalu terjadi kemacetan di surabaya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

penulisan1 bahasa indonesia 2



BAB I
 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.
SMKF GEMA INSANI KAMIL merupakan sekolah menengah kejuruan bergerak di bidang Pendidikan dan farmasi yang ada di daerah cibarusah.SMKF GEMA INSANI KAMIL menawarkan kepada calon siswa yang ingin mengenal dan mempelajari ilmu pengetahuan farmasi. dengan adanya SMKF GEMA INSANI KAMIL di harapkan dapat meningkatkan jumlah kualitas tenaga kerja di bidang farmasi.oleh karna itu SMKF GEMA INSANI KAMIL mencari calon siswa yang berminat untuk menjadi siswa di sekolah ini.yang nanti nya siswa tersebut menjadi lulusan yang siap berkompetisi,berprestasi,dan kerja di instansi instansi rumah sakit.dengan adanya informasi SMKF GEMA INSANI KAMIL maka akan di buatkannya penulisan dengan tema.
 ”SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN SISWA BARU SMKF GEMA INSANI KAMIL MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL” dengan adanya sistem informasi ini di harapkan dapat memaksimalkan efektif dan efisiensi pengolahan basis data para calon siswa yang akan mendaftar di sekolah ini.
1.2 Ruang Lingkup.
            Ruang lingkup merupakan suatu penjelasan mengenai suatu pokok bahasan yang akan di bahas serta permasalahan apa saja yang timbul di dalam nya.ruang lingkup di sini berfungsi dalam proses pengidentifikasian,perancangan basis data yang akan digunakan.pokok bahasan yang akan di bahas adalah sistem informasi pendaftaran siswa baru.dari pokok bahasan lalu permasalahan yang akan di bahas adalah apa fungsi dari aplikasi ini,siapa saja pihak yang terlibat dalam proses penggunaan aplikasi ini,kapan waktu proses backup data siswa dilakukan mengapa aplikasi ini di buat,bagaimana cara menggunakan aplikasi ini,lalu dapat di lakukan identifikasi yaitu meliputi:
-          Data input calon siswa SMKF GEMA INSANI KAMIL.
-          Prosedur Proses pendaftaran calon siswa SMKF GEMA INSANI KAMIL.
-          Laporan data calon siswa SMKF GEMA INSANI KAMIL.
Setelah di lakukan identifikasi selanjutnya menyiapkan Basis data yang digunakan meliputi:
-          Data pengguna pihak yang terlibat dalam penggunaan aplikasi ini.
-          Data calon siswa dan siswa yang telah terdaftar.
-          Data administrasi calon siswa dan siswa yang telah terdaftar.
-          Data laporan keuangan SMKF GEMA INSANI KAMIL yang dapat di gunakan sebagai informasi keuangan,tanda bukti transaksi dan backup data.
 1.3 Batasan Masalah.
            Batasan masalah di perlukan untuk menjelaskan batasan batasan serta kelemahan yang akan di telusuri permasalahan yang timbul di dalam nya.sesuai dengan tema yang akan di bahas yaitu tentang sistem informasi pendaftaran siswa baru SMKF GEMA INSANI KAMIL.berarti masalah yang akan di bahas sesuai dengan ruang lingkup SMKF GEMA INSANI KAMIL saja.karna mungkin adanya perbedaan sistem informasi pendaftaran dengan SMK yang lainnya.jadi permasalahan yang akan di teliti seputar SMKF GEMA INSANI KAMIL.
1.4 Tujuan.
            Berikutnya akan membahas tujuan dari penulisan ini adalah.di harapkan untuk membantu serta mempermudah proses pendaftaran siswa baru,meningkatkan efektivitas kinerja sistem pendaftaran siswa baru,efisiensi waktu proses pekerjaan, meminimalkan kesalahan kesalahan proses pekerjaan yang akan timbul,serta panduan tentang cara penggunaan,dan pemanfaatan aplikasi ini.    
1.5 Metode Penelitian.
-          Analisis yaitu proses pengumpulan data untuk memperoleh semua data dengan cara pengelompokan informasi dan seleksi data.
-          Penelitian Lapangan yaitu melakukan wawancara dengan pihak yang terkait,observasi terhadap sistem yang sedang berjalan untuk mengidentifikasi kebutuhan basis data
-          Perancangan Desain Basis Data didalam proses ini di lakukan beberapa tahap yaitu tahap perancangan desain basis data secara konseptual, tahap perancangan desain basis data secara logikal, tahap perancangan desain basis data secara fisikal,dan alur data diagram,entity data relational.
1.6 Sistematika Penulisan.
            Untuk memberikan gambaran terhadap penulisan ini,maka semua bab di susun secara sistematis.lalu di kelompokan menjadi empat bab yaitu sebagai berikut:
BAB 1 - PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini di muat hal hal umum berupa latar belakang,ruang lingkup yang di bahas,batasan batasan masalah,tujuan penulisan,dan metode penulisan yang di gunakan.yang di susun secara sistematis.untuk mengumpulkan data yang akan di butuhkan.
BAB 2 - LANDASAN TEORI
            Pada bab kedua ini di uraikan beberapa teori yang menjadi landasan untuk melakukan analisis.teori yang digunakan untuk membahas dan menganalisa masalah yang berkaitan dengan teori dasar atau umum serta teori khusus yang di gunakan dalam melakukan analisis dan perancangan basis data.
BAB 3 - RANCANGAN SISTEM DAN PEMBAHASAN
Pada bab ketiga ini menjelaskan mengenai tahap tahap perancangan basis data yang di gunakan untuk implementasi dari rancangan yang telah di buat serta menguraikan,membahas yang telah di muat di dalam bab 1 pendahuluan. setelah itu penjelasan dan cara penggunaan apliaksi yang telah di buat.
BAB 4 - KESIMPULAN DAN SARAN
            Pada bab ke empat ini merupakan penutup yang berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan yang telah di lakukan serta saran saran. yang di tujukan untuk meningkatkan pemanfaatan sistem basis data. untuk sumber referensi dan evaluasi sebagai informasi pengembangan yang akan di lakukan berikutnya.