Senin, 22 April 2013

Tugas Penalaran Deduktif Bahasa Indonesia 2


                                                      Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.


Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).

A. Faktor - faktor penalaran deduktif :

1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

B. Variabel pada penalaran deduktif

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
 

           
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konkusi/simpulan yang didapat dari satu atau lebih dperyataan yang lebih umum.simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari preporsisi tempat menarik simpulan itu (premis)
Menarik simpulan secara langsung
            Simpulan/konklusi , secara langsung ditarik dari suatu premis, sebaliknya konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung

Menarik simpulan secara tidak langsung
            Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data . premis yang pertama adalah prmis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidakm langsung sebagai berikut:
  1. Silogisme kategorialadalah silogisme yang terdiri dari tiga preporsisi , merupakan premis  dari satu preporsisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum  disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus adalah premis minor 
    Aliran umum silogisme kategorial adalah
  2. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor,minor, dan term menegah
  3. Silogisme terdiri atas tiga preposisi yaitu premis mayor,minor, dan simpulan
  4. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simplan
  5. Bila salah satu premisnya negatif maka simpulanya positif
  6. Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan negatif
                                                 
                                                         Kumpulan Contoh Deduktif:

Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)

Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor)
Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan)
kambing adalah hewan (premis mayor)
 


Semua manusia bijaksana
Semua polisi adalah manusia
Jadi semua polisi bijaksana
 

HIV masih menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak baik,pergaulan dll. Setiap manusia beresiko untuk terkena penyakit HIV, karena di dalam setiap tubuh manusia terdapat sel pasif yang sewaktu-waktu bisa menjadi aktif akibat dari penurunan antibodi yang disebakan gaya hidup yang tidak baik,dan pergaulan bebas.


Setiap hari selalu terjadi kemacetan di surabaya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar